Jumat, 14 Desember 2012


Anak adalah anugrah yang terindah bagi setiap orang tua dan keluarganya. Setiap orang tua didunia menginginkan anaknya lahir dengan sempurna dan sehat, lalu bagaiman jika anak yang selama ini mereka nanti-nantikan ternyata adalah anak berkebutuhan khusus (ABK) ???? lalu bagaimana pengasuhan yang tepat untuk mereka ???? apa yang harus dilakukan oleh orang tua, guru dan sekolah untuk mambantu mereka?????.

TV sering sekali memberitakan tentang perlakuan orang tua yang kurang tepat kepada ABK. Minimnya informasi yang dimiliki orang tua, guru maupun sekolah dapat menghambat anak berkebutuhan khusus baik secara mental maupun kognisi. Orang tua dan guru yang kurang memiliki informasi yang cukup tentang anak ABK seringkali salah menanggapi perilaku anak, terlebih lagi bagi orang tua yang masih belum bisa menerima keadaan anak. Hal tersebut akan mempengaruhi sikapnya pada anak (sikap / perlakuan menolok akan memperparah kondisi anak).

Apa yang harus dilakukan jika anak yang dinantikan selama ini adalah ABK ????
Seringkali orang tua yang mengetahui bahwa anak yang dimilikinya adalah anak berkebutuhan khusus, mereka mulai marah, malu, tidak terima, terkejut, sedih, merasa berdosa dan masih banyak lagi respon yang muncul. Disini orang tua harus merubah cara pandang negatif yang selama ini mereka miliki tentang anak berkebutuhan khusus (ABK tidak dapat melakukan apapun, mereka hanya akan menjadi aib bagi keluarga, mereka hanya akan menyusahkan dll), dan lebih melihat pada hikmah dari keberadaan ABK. Dengan demikian anda sebagai orang tua maupun guru akan mampu melihat potensi apa yang dapat anda kembangkan dari anak ataupun siswa anda.

Lalu apa yang harus dilakukan oleh orang tua, guru dan sekolah untuk membantu ABK ?????
Hal yang utama yang harus dimiliki orang tua, guru maupun pihak sekolah adalah pandangan mengenai ABK, agar lebih mudah untuk membuat program belajar maupun perilaku yang tepat untuk anak. ABK merupakan anak yang memiliki kebutuhan khusus dimana ABK memerlukan perlakuan khusus untuk membantu mereka berkembang, hal yang perlu ditanamkan pada diri orang tua maupun guru adalah ABK memang memerlukan perlakuan khusus dan sering kali terbatas, tetapi bukan berarti mereka tidak dapat melakukan apa-apa. Singkat kata perlakukan mereka (ABK) seperti anak normal dengan cara yang khusus. ^^

Apa yang dibutuhkan oleh ABK untuk membantu mereka bisa berkembang????
·         Strategi sebagai fasilitas
Perancangan strategi marupakan sarana yang dapat membantu anak berkebutuhan khusus untuk mengambangkan diri, disini peran orang tua, guru serta sekolah dibutuhkan untuk peka melihat program apa yang dibutuhkan oleh anak dalam perkembangannya.
·         Mengajarkan pada anak cara untuk mencapai tujuan mereka
Sering kali ABK salah langkah dalam mencapai tujuannya, ABK sering berantam untuk mendapat perhatian dari orang tua maupun guru. Mereka tidak tahu bagaimana cara positif / baik untuk mendapat perhatian orang tua maupun guru. Peran orang tua dan guru adalah menjelaskan dan mengarahkan agar tujuan mereka tercapai dengan jalan yang positif (membantu mereka berfikir lebih luas “pemberian pengertian”).
·         Pemberian support
Pemberian support pada ABK juga merupakan hal yang penting, anak akan merasa apa yang ia lakukan didukung oleh orang-orang disekitarnya dan kemungkinan besar ia akan berusaha sebaik mungkin untuk meningkatkan perilaku yang mendapat dukungan. Selain itu anak akan merasa kalau orang tua maupun guru memperhatikannya.
·         Perlakuan tagas dari orang tua dan guru
Ketegasan antara boleh tidaknya anak malakukan hal tertentu. Sering kali pendapat orang tua dan guru-guru berbeda di rumah orang tua mengijinkan anak untuk melakukan hal tertentu tetapi disekolah guru melarang hal tersebut, hal ini akan membuat anak kebingungan. Maka perlu ada kesepakatan antara orang tua dan pihak sekolah mengenai perilaku anak (dituntut kerjasama orang tua dan guru). Perilaku tegas bukan berarti orang tua dan guru dapat dengan mudah memberikan hukuman dengan memukul atau memarahi mereka (ABK), memukul dan memarahi anak seharusnya dapat diminimalkan karena seringkali anak tidak mengerti maksud hukuman yang kita berikan. Sehingga anda (orang tua maupun guru) perlu menjelaskan kesalahan mereka dan memberikan pengertian perilaku yang seharusnya mereka perbuat (ABK), sehingga ABK belajar berprilaku dan nilai-nilai yang ada dilingkungannya.

Berikut hasil observasi dan wawancara yang saya lakukan disebuah sekolah anak berkebutuhan khusus. Sekolah ini telah dirancang secara khusus untuk mendidik anak berkebutuhan khusus yaitu tunarungu, dari program-program yang dirancang sekolah terlihat bahwa anak didik mereka terbantu dengan program yang ada. Mereka lebih mudah berinteraksi, berani bertanya serta mengekspresikan diri, selain itu sekolah juga menerapkan nilai-nilai kerohanian pada siswa-siswinya. Akan tetapi apa yang dilakukan oleh pihak sekolah kurang didukung oleh orang tua, tidak jarang orang tua menyerahkan anaknya untuk dididik tetapi meraka tidak bersosialisasi dengan pihak sekolah mengenai perkembangan anak mereka. Ada sebuah kejadian yang membuat lucu tetapi menyedihkan atas kurangnya perhatian orang tua terhadap anak mereka. “pagi itu saat waktu snack, ada seorang anak yang sedang memamerkan minuman yang ia bawa kepada teman-temannya, dengan bangganya ia memamerkan kepada gurunya, guru itu menebak sirup anggur???? Anak itu dengan bahas tubuh mengatakan mukan dan lalu menaikkan kedua tangannya layaknya iklan yang mempromosikan minuman itu EKS****** tebak ku dan ia menganggung merasa bangga sambil mencoba memamerkan ototnya (lucu sekali ekspresinya), tiba-tiba guru itu bertanya apakah orang rumah memperbolehkan kamu meminum ini, iya kata sianak sambil berkata “minum ini biar kuat” lalu guru itu berkata jangan sering-sering minum ini, kamu boleh minum susu, jus, setiap hari tetapi kamu tidak boleh minum ini (EKS******) setiap hari.
Dari cerita diatas kita dapat melihat bahwa peran orang tua dan guru sanganlah penting untuk membantu perkembangan anak, akan tetapi kurangnya kerja sama antara kedua belah pihak akan membuat kekacauan pada anak. Di rumah jika anak tidak mendapat perhatian misalnya menemaninya menonton TV maka efeknya seperti anak yang diceritakan diatas, anak hanya mengolah informasi sesuai dengan apa yang mereka lihat, tanpa ada yang membantunya untuk mengerti apa yang dilihatnya.

Semoga ulasan diatas dapat memberi informasi pada para pembaca.

DAFTAR PUSTAKA
Angell, Maureen. E, dkk. (2010). Advice from adults with physical disabilities on fostering self determination during the school years. Journal of teaching exceptional children, vol 42, no 3, pp 64-75.

Susana, tjipta, M.Si. (2007). Mempertimbangkan hukuman pada anak. Kanisius



post by DILJERTI P (089114150)












  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar