Anak adalah anugrah yang terindah bagi
setiap orang tua dan keluarganya. Setiap orang tua didunia menginginkan anaknya
lahir dengan sempurna dan sehat, lalu bagaiman jika anak yang selama ini mereka
nanti-nantikan ternyata adalah anak berkebutuhan khusus (ABK) ???? lalu
bagaimana pengasuhan yang tepat untuk mereka ???? apa yang harus dilakukan oleh
orang tua, guru dan sekolah untuk mambantu mereka?????.
TV sering sekali memberitakan tentang
perlakuan orang tua yang kurang tepat kepada ABK. Minimnya informasi yang
dimiliki orang tua, guru maupun sekolah dapat menghambat anak berkebutuhan
khusus baik secara mental maupun kognisi. Orang tua dan guru yang kurang
memiliki informasi yang cukup tentang anak ABK seringkali salah menanggapi
perilaku anak, terlebih lagi bagi orang tua yang masih belum bisa menerima
keadaan anak. Hal tersebut akan mempengaruhi sikapnya pada anak (sikap /
perlakuan menolok akan memperparah kondisi anak).
Apa yang harus dilakukan jika anak yang
dinantikan selama ini adalah ABK ????
Seringkali orang tua yang mengetahui
bahwa anak yang dimilikinya adalah anak berkebutuhan khusus, mereka mulai
marah, malu, tidak terima, terkejut, sedih, merasa berdosa dan masih banyak
lagi respon yang muncul. Disini orang tua harus merubah cara pandang negatif
yang selama ini mereka miliki tentang anak berkebutuhan khusus (ABK tidak dapat
melakukan apapun, mereka hanya akan menjadi aib bagi keluarga, mereka hanya
akan menyusahkan dll), dan lebih melihat pada hikmah dari keberadaan ABK.
Dengan demikian anda sebagai orang tua maupun guru akan mampu melihat potensi
apa yang dapat anda kembangkan dari anak ataupun siswa anda.
Lalu apa yang harus dilakukan oleh orang
tua, guru dan sekolah untuk membantu ABK ?????
Hal yang utama yang harus dimiliki orang
tua, guru maupun pihak sekolah adalah pandangan mengenai ABK, agar lebih mudah
untuk membuat program belajar maupun perilaku yang tepat untuk anak. ABK
merupakan anak yang memiliki kebutuhan khusus dimana ABK memerlukan perlakuan
khusus untuk membantu mereka berkembang, hal yang perlu ditanamkan pada diri
orang tua maupun guru adalah ABK memang memerlukan perlakuan khusus dan sering
kali terbatas, tetapi bukan berarti mereka tidak dapat melakukan apa-apa.
Singkat kata perlakukan mereka (ABK) seperti anak normal dengan cara yang
khusus. ^^
Apa yang dibutuhkan oleh ABK untuk
membantu mereka bisa berkembang????
·
Strategi
sebagai fasilitas
Perancangan strategi
marupakan sarana yang dapat membantu anak berkebutuhan khusus untuk
mengambangkan diri, disini peran orang tua, guru serta sekolah dibutuhkan untuk
peka melihat program apa yang dibutuhkan oleh anak dalam perkembangannya.
·
Mengajarkan
pada anak cara untuk mencapai tujuan mereka
Sering kali ABK salah
langkah dalam mencapai tujuannya, ABK sering berantam untuk mendapat perhatian
dari orang tua maupun guru. Mereka tidak tahu bagaimana cara positif / baik
untuk mendapat perhatian orang tua maupun guru. Peran orang tua dan guru adalah
menjelaskan dan mengarahkan agar tujuan mereka tercapai dengan jalan yang
positif (membantu mereka berfikir lebih luas “pemberian pengertian”).
·
Pemberian
support
Pemberian support pada
ABK juga merupakan hal yang penting, anak akan merasa apa yang ia lakukan
didukung oleh orang-orang disekitarnya dan kemungkinan besar ia akan berusaha
sebaik mungkin untuk meningkatkan perilaku yang mendapat dukungan. Selain itu
anak akan merasa kalau orang tua maupun guru memperhatikannya.
·
Perlakuan
tagas dari orang tua dan guru
Ketegasan antara boleh
tidaknya anak malakukan hal tertentu. Sering kali pendapat orang tua dan
guru-guru berbeda di rumah orang tua mengijinkan anak untuk melakukan hal
tertentu tetapi disekolah guru melarang hal tersebut, hal ini akan membuat anak
kebingungan. Maka perlu ada kesepakatan antara orang tua dan pihak sekolah
mengenai perilaku anak (dituntut kerjasama orang tua dan guru). Perilaku tegas
bukan berarti orang tua dan guru dapat dengan mudah memberikan hukuman dengan
memukul atau memarahi mereka (ABK), memukul dan memarahi anak seharusnya dapat
diminimalkan karena seringkali anak tidak mengerti maksud hukuman yang kita
berikan. Sehingga anda (orang tua maupun guru) perlu menjelaskan kesalahan
mereka dan memberikan pengertian perilaku yang seharusnya mereka perbuat (ABK),
sehingga ABK belajar berprilaku dan nilai-nilai yang ada dilingkungannya.
Berikut hasil observasi dan wawancara
yang saya lakukan disebuah sekolah anak berkebutuhan khusus. Sekolah ini telah
dirancang secara khusus untuk mendidik anak berkebutuhan khusus yaitu
tunarungu, dari program-program yang dirancang sekolah terlihat bahwa anak
didik mereka terbantu dengan program yang ada. Mereka lebih mudah berinteraksi,
berani bertanya serta mengekspresikan diri, selain itu sekolah juga menerapkan
nilai-nilai kerohanian pada siswa-siswinya. Akan tetapi apa yang dilakukan oleh
pihak sekolah kurang didukung oleh orang tua, tidak jarang orang tua
menyerahkan anaknya untuk dididik tetapi meraka tidak bersosialisasi dengan
pihak sekolah mengenai perkembangan anak mereka. Ada sebuah kejadian yang
membuat lucu tetapi menyedihkan atas kurangnya perhatian orang tua terhadap
anak mereka. “pagi itu saat waktu snack, ada seorang anak yang sedang
memamerkan minuman yang ia bawa kepada teman-temannya, dengan bangganya ia
memamerkan kepada gurunya, guru itu menebak sirup anggur???? Anak itu dengan
bahas tubuh mengatakan mukan dan lalu menaikkan kedua tangannya layaknya iklan
yang mempromosikan minuman itu EKS****** tebak ku dan ia menganggung merasa
bangga sambil mencoba memamerkan ototnya (lucu sekali ekspresinya), tiba-tiba
guru itu bertanya apakah orang rumah memperbolehkan kamu meminum ini, iya kata
sianak sambil berkata “minum ini biar kuat” lalu guru itu berkata jangan
sering-sering minum ini, kamu boleh minum susu, jus, setiap hari tetapi kamu
tidak boleh minum ini (EKS******) setiap hari.
Dari cerita diatas kita dapat melihat
bahwa peran orang tua dan guru sanganlah penting untuk membantu perkembangan
anak, akan tetapi kurangnya kerja sama antara kedua belah pihak akan membuat
kekacauan pada anak. Di rumah jika anak tidak mendapat perhatian misalnya
menemaninya menonton TV maka efeknya seperti anak yang diceritakan diatas, anak
hanya mengolah informasi sesuai dengan apa yang mereka lihat, tanpa ada yang
membantunya untuk mengerti apa yang dilihatnya.
Semoga ulasan diatas dapat memberi
informasi pada para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Angell, Maureen. E, dkk. (2010). Advice
from adults with physical disabilities on fostering self determination during
the school years. Journal of teaching exceptional children, vol 42, no 3, pp
64-75.
Susana, tjipta, M.Si. (2007).
Mempertimbangkan hukuman pada anak. Kanisius
post by DILJERTI P (089114150)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar